Oleh : Ahyu Himmatul Ulya
Editor : Nadya Damayanti
Akhirnya 11 ekor Bekantan kecil telah sampai pada puncak perjuangan penuh makna melalui segala halang rintang dalam kegiatan Gladian bersama-sama. Wajar jika kurang familiar mendengarnya. Mapala Silvagama menyebut Gladian sebagai nama lain dari kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar). Pada kepengurusan periode 2019-2020 merupakan pelaksanaan Gladian yang ke-35, di mana Bekantan (Nasalis larvatus) menjadi simbol utamanya. Bekantan yang merupakan salah satu satwa endemik Indonesia dipilih sebagai simbol Gladian XXXV, dengan harapan yakni memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, mampu beradaptasi di luar zona nyaman, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan memiliki loyalitas yang tinggi.
Gladian terdiri atas serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membentuk anggota yang profesional dalam ilmu kepencintaalaman dan berbasis konservasi alam. Hal tersebut diwujudkan dengan cara mempelajari dan menerapkan dasar-dasar ilmu keorganisasian, kepencintaalaman, konservasi alam, survival, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Search and Rescue (SAR), jurnalistik, dan fotografi. Kali ini calon anggota baru tak hanya belajar mengenai manajemen peralatan dan manajemen perjalanan dalam ilmu kepencintaalaman, akan tetapi juga mempelajari dan mengaplikasikan ilmu dasar tiap divisi kepencintaalaman di Mapala Silvagama, seperti Panjat Tebing, Susur Gua, Arung Jeram, Lingkungan, dan Rimba Gunung. Mereka sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia, karena berbagai hal-hal baru mereka dapatkan di sini.
Hari yang dinanti pun tiba. Puncak dari segala perjuangan sang Bekantan yang penuh makna. Dengan penuh harap, mereka ingin segera menjadi bagian dari keluarga besar Mapala Silvagama. Segala persiapan mereka berupa ilmu, fisik, hingga materi yang sudah matang akhirnya membawa mereka menuju suatu tempat yang tak hanya jadi sahabat, tetapi bisa saja menjadi musuh bagi diri mereka dalam sekejap. Dialah alam. Tanpa ragu mereka melangkah, bersama-sama menapaki satu demi satu tangga menuju puncak perjuangan. Menerapkan apa yang telah diajarkan selama ini, menjadi kunci bagi mereka untuk dapat bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang ada di alam. Dinginnya malam yang menusuk tulang dan teriknya panas tak mereka hiraukan, justru menjadikan penyemangat bagi mereka untuk mengikuti rangkaian Gladian ini. Hingga tiba 24 Desember 2019, mereka resmi menjadi anggota Mapala Silvagama. Tak ada raut muka penyesalan, yang ada hanya rasa bahagia dan kebanggaan menjadi bagian dari keluarga ini. Namun, perjalanan belumlah usai. Mereka baru saja memulai perjalanan secara bersama-sama menapaki anak tangga menuju Mapala Silvagama yang berjaya.
Tak Ada Penghalang!
TAP! TAP! TAP!!!