Nirwana di Ujung Jawa

Mimpi dalam Pandemi

Menilik salah satu kisah Mapala Silvagama yang berhasil diukir pada paruh kedua 2021. Kisah di tahun 2021 yang menjadi tahun bagi Mapala Silvagama untuk melanjutkan kembali mimpi besarnya yang sempat tertunda akibat belum usainya pandemi. Mimpi mengeksplorasi Taman Nasional di Indonesia melalui kegiatan Ekspedisi 50 Taman Nasional. Ekspedisi ini merupakan program jangka panjang Mapala Silvagama sebagai mapala yang bergerak dalam usaha konservasi alam berbasis ilmu kehutanan. Tentunya apa yang dilakukan dalam Ekspedisi ini memiliki maksud dan tujuan yaitu untuk mengungkap potensi yang terdapat di setiap taman nasional yang ada di Indonesia kepada masyarakat luas dengan berbagai bentuk publikasi yang informatif. Ekspedisi 50 Taman Nasional tahun ini bertajuk “Nirwana Di Ujung Jawa“. Tajuk ini diambil menyesuaikan dengan lokasi taman nasional yang ingin dieksplorasi keindahan dan pesona ekosistemnya yang beragam. Surga di Ujung Pulau Jawa yang belum terekspos penuh, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon yang mewakili ujung barat Pulau Jawa dan Taman Nasional Alas Purwo yang menjadi taman nasional paling timur di Pulau Jawa. Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah dua dari taman nasional yang memiliki potensi keaneragaman flora dan fauna yang unik dan beberapa biodiversitasnya yang memiliki status langka.

Dengan tajuk “Nirwana di Ujung Jawa”, Mapala Silvagama berupaya mengungkap salah satu keunikan biodiversitas yang mengisi pada masing-masing taman nasional. Berbeda dengan ekspedisi yang telah lalu, tak hanya mengeksplorasi keunikan dan potensi yang ada di taman nasional, tahun ini dengan tekad kuat Mapala Silvagama membawa topik penelitian baru yaitu perilaku harian primata. Pada Taman Nasional Alas Purwo fokus penelitian yang kami ambil yaitu Aktivitas Harian Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) di Taman Nasional Alas Purwo” dan Aktivitas Harian Owa Jawa (Hylobates moloch) di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon untuk fokus penelitian di Taman Nasional Ujung Kulon.

Segala perencanaan dan manajemen kegiatan dipersiapkan jauh hari seperti pelatihan, pematerian, hingga training center. Training center sebanyak 3 kali yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan, guna mematangkan perencanaan yang telah dibuat. Training center pertama berfokuskan pada percobaan manajemen dan penelitian pada Perilaku Harian Macaca Fasicularis yang ada di Suaka Margasatwa Paliyan, Gunung Kidul. Dilanjut satu bulan setelahnya, training center dilakukan kembali yang kali ini berlokasi di Taman Nasional Gunung Merapi dengan fokus penelitian aktivitas harian Lutung Jawa (Trachipitecus auratus) disana. Dan yang terakhir, training center dilakukan untuk meneliti aktivitas harian Owa Jawa (Hylobates moloch) di Hutan Pegunungan Rendah Petungkriyono. Selain training center, persiapan lain pun dilakukan guna membekali Tim Lapangan Ekspedisi 50 Taman Nasional tahun ini seperti pelatihan fotografi satwa bersama seorang fotografer satwa liar yaitu Ignatius Dwi Wardhana dan pematerian videografi dengan Teguh Supriyadi, seorang kreator video sekaligus seorang jurnalis.

Upacara Pelepasan Tim Lapangan Ekspedisi 50 Taman Nasional
“Nirwana di Ujung Jawa”

Rabu, 13 Oktober 2021, Tim Lapangan Ekspedisi 50 Taman Nasional secara resmi diterjunkan melalui pelepasan oleh Bapak Dr. Rer. Silv. Muhammad Ali Imron, S. Hut., M. Sc sebagai perwakilan dari dekan fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Malam harinya pada pukul 19.30 WIB Tim Lapangan Ujung Kulon berangkat menuju Taman Nasional Ujung Kulon untuk melakukan eksplorasi potensi Taman Nasional Ujung Kulon dan sekaligus melakukan penelitian terhadap Perilaku Harian Owa Jawa (Hylobates moloch) Di Daerah Cimahi, Resort Kalejetan, Taman Nasional Ujung Kulon. Tim melakukan eksplorasi potensi wisata bahari di Resort Peucang selama 2 hari untuk mengeksplorasi savana Cidaon sebagai habitat Banteng Jawa, bersinggah di bangunan bersejarah Menara Pandang di daerah Tanjung Layar, serta mengikuti kegiatan patroli perairan oleh Tim RPU (Rheno Protection Unit) Unit Marine melalui jalur perairan. Setelah puas mengeksplorasi potensi wisata disana, tim melanjutkan perjalanan di Taman Nasional Ujung Kulon yaitu melakukan penelitian berupa pengamatan perilaku harian Owa Jawa (Hylobates moloch) yang ditemukan di daerah Jalur Pengamatan Cimahi. Lokasi penelitian kali ini merupakan lokasi bersejarah yaitu makam petilasan yang sering di datangi oleh peziarah dari manca daerah yang ada di indonesia. Tim beruntung dapat menemui Owa Jawa dikarenakan lokasi Cimahi memiliki habitat yang banyak ditumbuhi tanaman buah yang sedang berbuah. Setelah selesai tim melakukan kegiatan olah data dan presentasi sementara di Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan kembali menuju sekretariat Mapala Silvagama sesudah 2 pekan tim menelisik Taman Nasional Ujung Kulon.

Owa Jawa (Hylobates moloch) di jalur pengamatan Cimahi, Taman Nasional Ujung Kulon
Kawasan Perairan Tanjung Layar, Taman Nasional Ujung Kulon
Tim Ekspedisi melakukan patroli bersama Tim RPU (Rheno Protection Unit) Unit Marine

Selama Tim Lapangan Ujung Kulon mengeksplorasi kekayaan di ujung barat Pulau Jawa, Tim Lapangan Alas Purwo pun melanjutkan progressnya untuk mematangkan persiapan kegiatan Ekspedisi menuju Alas Purwo. Tak berselang lama setelah kepulangan tim ekspedisi Taman Nasional Ujung Kulon, tepatnya pada tanggal 9 November 2021 Tim Lapangan Alas Purwo akhirnya berangkat, menyusul dalam menuntaskan mimpi menuju Nirwana di Ujung Timur Pulau Jawa, yaitu di Taman Nasional Alas Purwo. Tim berfokus untuk melakukan kegiatan penelitian Perilaku Harian Lutung Jawa (Trachipitecus auratus) di Resort Pancur, Taman Nasional Alas Purwo. Beruntungnya tim dengan mudah menemukan Lutung Jawa di sekitar Kantor Resort yaitu di lokasi Camping Ground yang dipenuhi banyaknya tanaman Trembesi dan Hutan Bambu sebagai habitat Lutung Jawa. Setelah 8 hari melakukan pengamatan perilaku harian Lutung Jawa di lokasi tersebut, perjalanan terus berlanjut menuju Resort Rowobendo untuk melakukan eksplorasi terhadap potensi geopark yang ada di Taman Nasional Alas Purwo meliputi biosite di Sadengan sebagai savana lokasi perkembangbiakan Banteng Jawa, geosite di Pantai Parang Ireng terdapat lava bantal berupa lava vulkanik yang menghitam, dan culturesite di Pura Giri Saloka, potensi wisata di Plengkung yang biasanya disebut G-land surganya peselancar dan Desa Wiasata Mangrove Bedul sebagai desa penyangga binaan Taman Nasional Alas Purwo. Setelah selesai dalam melakukan pengamatan, tim melakukan presentasi hasil sementara di Kantor Seksi 1 sebelum kembali ke Yogyakarta.

Lutung Jawa (Trachipitecus auratus) di Resort Pancur, Taman Nasional Alas Purwo
Peribadahan di Pura Giri Saloka, salah satu pura yang ada di Taman Nasional Alas Purwo

Meskipun terkendala pandemi, kami masih terus berjuang melanjutkan mimpi besar Mapala Silvagama menuntaskan 54 Taman Nasional di Indonesia yang saat ini sudah 23 Taman Nasional tereksplorasi. Tak ada doa dan harapan lain selain harapan akan mimpi besar ini segera tergapai.

Tak Ada Penghalang! TAP TAP TAP…!

Nantikan cerita lengkap keseruan Ekspedisi 50 Taman Nasional di tahun 2021 melalui pantau terus website dan sosial media Mapala Silvagama

Oleh : Ida Purnama Fitriyanti

Editor : Ana Khoirul Lutfia

Leave a Reply

Your email address will not be published.