Dataran tinggi Dieng masih banyak meyimpan sejuta misteri tentang keadaan alam, budaya, dan kehidupan yang hidup didalamnya. Kali ini kami dari mapala silvagama mencoba untuk menguak misteri yang terkandung di dalamnya, pada perjalanan ini kami menuju ke beberapa telaga  di dataran tinggi Dieng, pertama kami menuju ke telaga warna, telaga pengilon dan telaga menjer, mungkin sudah banyak orang tahu tentang ke unikan dari masing masing telaga tersebut dan mitos di dalamnya.

Tujuan kami mengunjungi  3 telaga tersebut untuk survey potensi alam ,dan ternyata kami digoda oleh beberapa kelompok itik liar dan kami tertarik untuk mengamatinya sejenak he.he.he.., tahukah sahabat alam tentang itik hutan yang biasa disebut itik jurai (Anas-querquedula), unggas yang tergolong langka ini banyak ditemui dan berenang bebas di telaga pengilon di dataran tinggi Dieng, sebelum kami bercerita banyak, alangkah baiknya kawan tahu, apa sih itik hutan itu, berikut kami sajikan profilnya.

ITIK JURAI (Anas querquedula)

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Anseriformes

Family: Anatidae

Genus: Anas

Species: A. querquedula

Binomial name

Anas querquedula

www.wikipedia.com

Unggas ini biasa hidup di hutan di dekat rawa rawa,dan danau, makanan mereka adalah serangga, cacing, siput, kodok, dan ikan ikan kecil yang hidup didanau yang mereka singgahi,seperti keterangan diats hewan ini berstatus terancam punah,mengapa? Hal tersebut terjadi karena menyempitnya ruang hidup itik hutan dan maraknya perburuan itik hutan yang dilakukan oleh beberapa masyarakat,biasanya itik ini diburu untuk di ternakan bahkan ada yang menjadikan mereka sebagai hewan koleksi peliharaan.

Dari hasil pengamatan kami sendiri di Telaga Pengilon kami hanya menemukan dua kelompok itik hutan yang berjumlah belasan kurang lebih 15 sampai 20 ekor,kami mendapatakan data ini dengan pengamatan biasa dan mata telanjang dengan jarak kita dengan itik sekitar 30 meter ,sehingga hasil penghitungan kami tidak terlalu akurat karena kita hanya menghitung sebatas mata memandang,dan kondisi medan yang berlumpur dan semak semak belukar yang rapat yang menyulitkan kami untuk mendekat ke arah itik tersebut berkumpul,seperti unggas dan burung yang lainnya itik ini akan terbang dan pergi dari telaga apabila kita mengusik tempat tinggal mereka.

Sedikit informasi ini semoga bermanfaat untuk sahabat alam untuk menjaga populasi itik hutan ,agar mereka bisa di lihat hidup di alam bebas oleh anak cucu kita.atau mungkin ada yang berminat untuk meneliti unggas liar yang lucu ini.

Sulih Putra, Adnien, dan Ratna Mutia melaporkan untuk mapala silvagama dari  kawasan Telaga Pengilon  Dataran Tinggi Dieng,Wonosobo,Jawa Tengah